Ubi Tela Ungu dan Madu (berani berinovasi)


Yogyakarta, sebuah kota yang sarat dengan unsur wisata dan budaya. Sebuah kota yang sangat menjunjung tinggi tradisi budaya dan mempunyai ciri khas yang membudayakannya dengan daerah lain. Berbicara dengan ciri khas, kota Yogyakarta memiliki beragam ciri khas, salah satunya adalah makanan khas Yogyakarta. Bila kita berjalan-jalan ke Yogyakarta, belum lengkap jika kita tidak mencicipin berbagai macam makanan khas Yogyakarta tersebut. Salah satunya adalah bakpia. Makanan yang biasanya terbuat dari campuran kacang hijau dan gula yang dicampur dengan tepung lalu dipanggang ini menjadi makanan khas dari daerah Yogyakarta.

Seiring dengan berjalannya waktu, muncul berbagai jenis varian baru dari isi kue bakpia. Kalau dulu hanya ada rasa kacang hijau, kemudian mulai bermunculan varian rasa baru seperti keju, cokelat, dan nanas. Bahkan akhir-akhir ini para usahawan yang mempunyai kreatifitas tinggi menciptakan varian baru bagi isi bakpia yaitu dengan dengan menggunakan ubi ungu dan ubi madu. Bila bakpia keju, cokelat dan nanasa dapat dengan cepat terkenal dan mendapat perhatian lebih dari masyarakat, lain halnya dengan bakpia isi ubi ungu dan ubi madu. Bakpia isi ubi ungu dan ubi madu tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat karena mungkin merasa asing dengan bahan isinya. Bakpia ini sebenarnya tidak kalah menarik dengan bakpia yang lain karena rasanya cukup lezat dan lebih bergizi, karena ubi memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan.
            Ubi Ungu dan Ubi Madu memiliki antioksidan yang mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas. Ubi juga dapat mencegah kemerosotan daya ingat dan kepikunan, penyakit jantung koroner, serta mempunyai zat antikanker. Bonus sehat lainnya adalah membuat kita lebih awet muda karena tidak ada bahan-bahan berbahaya didalamnya. Walaupun terbilang murah, di dalam dapur barat, ubi merupakan primadona.

Asal Usul Bakpia di Jogja

Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Tiongkok atau Cina yang aslinya bernama Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau. Kue ini berbentuk bulat, Bakpia mulai berakulturasi dengan budaya Jawa bahkan bisa menjadi makanan khas Yogyakarta adalah berkat keuletan dari Liem Yung Yen (Pendiri Bakpia 75). Yung Yen adalah warga kampung Pathuk, daerah sebelah barat kawasan Pecinan ( Malioboro dan Gandekan).  Awalnya ia menjajakan bakpia itu dari kampung ke kampung-kampung di daerah Yogyakarta, itu dimulai pada tahun 1948. Selain itu Yung Yen juga melakukan inovasi pada isi bakpia dengan menggunakan kacang hijau yang dihaluskan seperti yang sudah biasa kita lihat sekarang. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dan dikemas dalam besek tanpa label, kemudian proses tersebut semakin berlanjut, mengalami perubahan dengan kemasan karton yang dilengkapi label tempelan.

Bakpia inovasi Yung Yen terasa lebih membumi dan cocok dengan lidah Jawa, sehingga dengan cepat masyarakat merespon positif terhadap bakpia tersebut. Lalu peluang bisnispun segera direspon oleh warga Tionghoa yang lain yang berada didaerah Pathuk. Tak sedikit yang kemudian mengikuti jejak Yung Yen untuk berjualan bakpia isi kacang hijau. Bila orang Tionghoa lebih mengenal dengan nama Pia, namun entah mengapa sebutan bakpia itu muncul dari lidah orang Jawa, kemungkinan adalah untuk menggabungkan produk dari Yung Yen yaitu kata Bakpau dan Pia, sehingga disingkat menjadi Bakpia. Namun Bakpau Yung Yen tidak seterkenal Bakpianya sekarang.

Tidak hanya Yung Yen yang terkenal dengan Bakpia Pathuknya. Salah satu produsen bakpia “pribumi” alias warga Yogyakarta yang cukup populer adalah pada tahun 70-an adalah Nitigurnito yang tinggal di daerah Taman sari. Bakpia buatanya agak berbeda dengan buatan Yung yen. Bakpia Nitigurnito lapisan kulitnya lebih tebal, berwarna putih dengan bagian tengah menjadi kecoklatan karena dipanggang, sedangkan Bakpia Pathuk berkulit tipis dan mudah rontok. 

Dengan segera, bakpia Nitigurnito menginspirasi warga sekitar Tamansari untuk memproduksi dan membuka toko bakpia. Bahkan bagi warga asli Yogyakarta, Bakpia Tamansarilah yang dianggap sebagai bakpia khas Yogyakarta. Namun tampaknya etos dagang orang Jwa tidak seulet orang Tionghoa. Toko bakpia di daerah Tamansari tidak bertahan lama, banyak toko yang tutup, sehingga industri Bakpia di wilayah itu terpuruk dan tak meninggalkan sisa.
 
            Lain halnya dengan Bakpia Tamansari, Bakpia Pathuk malah makin mencuat namanya, karena banyaknya warga Pathuk yang membuat usaha Home Industri dengan mengikuti Jejak Yung Yen sebagai pembuat Bakpia, maka kawasan tersebut dikenal sebagai sentral pembuatan dan penjualan Bakpia yang paling terkenal di Yogyakarta. Kemasan Bakpianya pun tampil dengan kemasan baru dengan merek dagang sesuai dengan nomor rumah seperti 75,55,25 dan lainnya. Kemudian diikuti munculnya bakpia-bakpia dengan inovasi yang berbeda. Demikian pesatnya perkembangan “kue oleh-oleh” itu hingga mencapai booming sekitar tahun 1992 sampai sekarang sehingga menjadi ikon wisata kota Yogyakarta dalam hal pusat oleh-oleh khas kota Yogyakarta.

Kandungan dan Manfaat Ubi Jalar


Ubi merupakan umbi-umbian yang mengandung senyawa antioksidan paling komplet. Selain Vitamin A yang juga berfungsi untuk penglihatan, kulit dan tulang. Juga untuk membantu mencegah infeksi saluran pencernaan, saluran kencing dan paru-paru. Umbi-umbian juga merupakan sumber vitamin  C dan E terbaik. Ubi juga berlimpah Vitamin B6 (pirioksin) yang berperan penting dalam menyokong kekebalan tubuh. Di luar perkiraan banyak orang, Ubi dengan kandungan Vitamin B6-nya mampu mengendalikan jerawat musiman yang mucnul menjelang menstruasi. Agaknya hampir semua zat gizi yang terkandung dalam ubi mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung koroner, kerusakan hati dan stoke. Ubi ungu juga menjadi anti kanker karena didalamnya ada zat aktif yang dinamakan selenium dan iodin dan dua puluh kali lebih tinggi dari jenis ubi yang lainnya. Ubi jalar ungu memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri 2,5 dan 3,2 kali lebih tinggi daripada beberapa varietas “blueberry”, selain itu juga baik untuk mendorong kelancaran peredaran darah.
 
Kesimpulan sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa kalium dalam ubi memangkas 40% resiko penderita hipertensi terkena stroke fatal. Selain terdapat banyak manfaat gizi pada isinya, Bakpia isi ubi ini sangat sehat karena menggunakan bahan isi yang rendah lemak juga menggunakan tepung pilihan dalam  pembuatan kulitnya, yaitu tepung berprotein rendah dan juga minyak sayur sehingga aman untuk dikonsumsi oleh siapa saja, bahkan orang yang sedang berdiet. 

Kandungan dan Manfaat Ubi Jalar 
       Mengandung zat anti oksidan yang dapat membantu mencegah penyakit jantung, kanker, pembentukan sistem imunitas dalam tubuh, serta memperlambat proses penuaan (Sumber: Ahli Gizi)
       Kandungan vitamin A empat kali lebih banyak dari wortel, sangat baik untuk mencegah kebutaan mata (Sumber : WHO)
       Mengandung beta karoten yang berguna untuk pertumbuhan tulang, gigi, rambut dan kulit (Sumber : Dr. Sanjaya Gupta di situs cnn.com)
       Kandungan gulanya rendah dan alami, sangat cocok bagi penderita diabetes (Sumber: cnn.com)
       Mendekati fat free, kolesterol free, dan Sodium rendah, sehingga sangat cocok untuk program diet (Sumber: Dr. Robert Cordell, Emiretus Professor of Chardiottorracie Surgey at Wahe Forsert University School of Medicine USA)

Profil Perusahaan

Toko Makmur yang memproduksi dan menjual Bakpia menawarkan inovasi yang berbeda yaitu menggunakan ubi jalar sebagai isi dari bakpia 5555. Melihat pada umumnya, bakpia berisi kacang hijau saja. Ubi jalar yang digunakan adalah ubi asli produk Jogjakarta dan sekitarnya (Tawangmangu) yang sudah terkenal dan terjaga kualitasnya di Indonesia dan di dunia, sehingga dijamin keaslian produknya langsung dari perkumpulan petani ubi jalar.
 Toko Makmur yang didirikan sejak 2005 diawali dengan usaha bakery. Dibantu dengan istri dari Hendri Irawan (Pemilik toko Makmur), ketika usaha bakery tidak terlalu laku dipasaran, akhirnya kami beralih dan berinovasi untuk membuat bakpia. Melihat bakpia yang ada di Jogja yang berciri khas “Kacang Hijau”, kami mencoba untuk berani membuat terobosan baru dengan mengganti kacang hijau dengan ubi jalar atau ubi madu. Kami menganggap ubi jalar memiliki kandungan yang sangat baik bagi tubuh, selain itu kami juga menganggap bahwa sesuatu yang mempunyai ciri khas tersendiri dan inovasi lain daripada yang lain akan mempunyai tempat tersendiri di benak konsumen.
 Awalnya, Bakpia 5555 dipasarkan sekitar toko saja. Tetapi akan tumbuhnya permintaan konsumen terhadap inovasi bakpia ubi jalar, dengan brand Bakpia 5555 kami mulai memasarkannya ke tempat-tempat wisata di Jogjakarta. Sejak awal berdiri perusahaan kami berkomitmen akan mutu dari produk ubi jalar, Bakpia 5555 adalah bakpia ubi jalar yang tidak mengandung pemanis buatan dan bahan pengawet.